Lepazz

Politik Itu “Wangi”

Tulisan (Alm) Ustadz Hilman Rosyad Syihab:

بسم الله الرحمن الرحيم

Buka-buka medsos, saya baca obrolan di salah satu WAG, topiknya tentang orang-orang yang (merasa) pintar yang cenderung anti politik dan MELARANG tiap anggota WAG nya bicara tentang politik. Jadi isi obrolan WAG itu cuma ucapan selamat ulang tahun dan posting kuliner, konon isinya grup orang-orang pinter, yang TEREDUKASI dengan baik dari universitas ternama. Saya ketawa bacanya. Saya juga punya grup begitu. Tiap ada yang ngomong politik, pasti akan muncul moron-moron yang mencolek-colek admin untuk memberi peringatan pada yang posting, dan itu berulang-ulang, sampai-sampai ada ancaman klu masih posting juga akan dikeluarkan dari grup 😄😄😄. Pada grup2 begini, saya pasti tak pernah komen. Soalnya saya tidak merayakan ultah dan tidak suka kuliner juga, jadi males saya baca posting2 di tempat seperti itu kan?

(more…)

Gagal Menulis …

Inilah jadinya ketika kurang membaca, pengetahuan sedikit, wawasan yang sempit. Maka akan sulit merangkai kata, dan memulai dengan bekarya tulisan, akhirnya gagal total. Punya niat pingin nulis-nulis tetapi tidak tau apa yang akan ditulis.

Yang dicari adalah tulisan yang original bukan jiplak tulisan orang lain, minimal dapat inspirasi dari orang lain bolehlah… sebaik mungkin bisa menginspirasikan orang lain, menjadi sumber kebaikan, bisa bermanfaatlah, begitu …

Harapannya bukan tulisan biasa, menuliskan isi hati atau keadaan sesuatu, tetapi lebih kepada pandangan yang baik atas sesuatu. Analisa yang dibedah oleh silet tajam ilmu pengetahuan, diterjemahkan dengan pengalaman yang telah mewarnai kehidupan, sehingga menjadi rangkaian kata-kata yang berarti.

Okaylah … bulan Agustus 2017, akan kita sambut dengan karya-karya tulisan. Saya tidak tahu siapa yang bakal baca tulisan-tulisan ini nantinya. Biar saja terpampang di blog ini, karena blog ini adalah sekedar tulisan seorang rakjat yang awam.

Selamat Membaca, Episode baru, dengan warna baru, corak yang baru, gaya yang baru … mudah-mudahn berhasil.

Djakarta, 31 Juli 2017

Ahoy Dan Identitas Agama

kemerdekaan

Oleh: Dr. Adian Husaini

Menyusul pengumuman janji kemerdekaan bagi Indonesia dari Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso, 7 September 1944, maka pada 12-14 Oktober 1945, Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), yang merupakan perhimpunan organisasi-organisasi Islam utama di Indonesia, menggelar rapat, dengan keputusan: bahwa (1) kemerdekaan Indonesia berarti kemerdekaan kaum Muslimin Indonesia, (2) kemerdekaan Indonesia adalah satu syarat penting guna tercapainya kemerdekaan umat Islam Indonesia, untuk menjalankan syariat agamanya dengan semestinya.

Berita rencana kemerdekaan Indonesia juga mendapat sambutan khusus dari Muhammad Amin al-Husaini, mantan mufti Masjid al-Aqsha, Jerusalem, yang ketika itu tinggal di Jerman. Amin al-Husaini mengirimkan surat kepada PM Jepang Koiso melalui Dubesnya di Jerman. Dikatakannya, bahwa sekalian kaum Muslimin di dunia sungguh-sungguh memperhatikan benar-benar nasib Indonesia yang mempunyai penduduk kaum Muslimin lebih dari 60 juta itu. Surat Amin al-Husaini itu dijawab oleh Syekh Hasyim Asy’ari, pemimpin tertinggi Masyumi, dengan surat sebagai berikut:
“Atas perhatian tuan dan seluruh alam Islam tentang janji Indonesia merdeka, Majelis Syuro Muslimin Indonesia, atas nama kaum Muslimin se-Indonesia, menyatakan terimakasih. Assyukru walhamdulilah. Guna kepentingan Islam kami lebih perhebatkan perjuangan kami disamping Dai Nippon sampai kemenangan akhir tercapai. Moga-moga pula perjuangan tuan untuk kemerdekaan negeri Palestina dan negeri-negeri Arab lainnya tercapai. Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Hasjim Asj’ari.”

(more…)